Senin, 28 November 2011

Faktor-faktor Demografi yang Mempengaruhi Jumlah Pertambahan Penduduk


Faktor-faktor  Demografi yang Mempengaruhi Jumlah Pertambahan Penduduk
Demografi adalah suatu bentuk atau penjelasan tentang angka kependudukan di satu Negara yang biasa nilainya tersebut di nilai dari angka kematian, perkawinan, dan migrasi akan tetapi semua itu tidak akan selamanya tetapi dikarenakan berubahnya zaman ke zaman yang dapat merubah angka kependudukan di suatu Negara
Tiga unsur yang menjadi para ilmuan dalam menyelediki demografi adalah kematian, kelahiran, dan dan juga imigrasi semua itu memang terjadi dikarenakan adanya perkembangan tekhnologi, dan juga dalam mata pencairan uang karena biasa para imigran datang ke kota untuk menjadi nasib agar bisa mendapat pekerjaan yang baik di kota tetapi semua itu belum tentu juga karena dikota padat sekali manusia dan sudah penuhnya lahan pekerjaan.
• Kelahiran apabila kelahiran bisa cepat dikarenakan tekhnologi kesehatan kelahiran bisa cepat dikarenakan tekhnologi kesehatan maka otomatis kenaikan penduduk pun bisa melonjak drastis karena bertumbuhnya angka kelahiran
• Kematian apabila kematian bertambah maka angka kependudukan pun akan berkurang akan tetapi bila angka kematian menurun maka akan menambah juga kependudukan dikarenakan angka kelahiran melonjak drastis
• Imigrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota dan mereka menjadikan ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak akan terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti
A.Jumlah penduduk : Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran ekonomi secara menyeluruh. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
B.Komposisi penduduk : Makin banyaknya penduduk yang berusia kerja atau produktif (15-60 tahun), Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat tingkat konsumsinya juga makin tinggi dan makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (Urban).

Sumber :

Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup ISD


Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkain oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial.
Ilmu Sosial Dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan, karena masing-masing sebagai disiplin ilmu memiliki obyek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri yang tidak mungkin dipadukan.
Ilmu Sosial Dasar bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena Ilmu Sosial Dasar tidak mempunyai obyek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak mengembangkan suatu penelitian sebagai mana suatu disiplin ilmu, seperti ilmu-ilmu sosial di atas.
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahan studi atau Program Pengerjaan yang khusus dirancang untuk kepentingan pendidikan/pengajaran yang di Indonesia diberikan di Perguruan Tinggi. Tegasnya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar diberikan dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan, sehingga lebih peka terhadapnya.

Tujuan Ilmu Sosial Dasar
a. Tujuan umum diselenggarakannya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar ialah pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan, dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungannya, khususnya gejala berkenaan dengan masyarakat dengan orang lain, agar daya tanggap, presepsi, dan penalaran berkenaan dengan lingkungan social dapat dipertajam.
b. Tujuan khusus:
1). Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan social dan masalah-maslah social yang ada dalam masyarakat.
2). Peka terhadap masalah-maslah social dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
3). Menyadari bahwa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya (mempelajarinya).
4). Memahami jalan pikiran para ahli dalalm bidang ilmu pengetahuan lalin dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalalm rangka penanggulangan maslah social yang timbul dalam masyarakat.



Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar
Adapun ruang lingkup materi Ilmu Sosial Dasar adalah:
a. Kenyataan-kenyataan social yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan maslah social tertentu. Kenyataan-kenyataan social tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu social. Karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya
b. Konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukakn untuk mempelajari masalah-masalah social.
Sebagai contoh dari konsep dasar semacam ini misalnya konsep keanekaragaman, dan konsep kesatuan social. Bertolak dari kedia konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan sadari di dalam masyarakat selalu terdapat:
1). Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku
baik secara individual maupu kelompok.
2). Persamaan dan perbedaan kepentingan.
Persamaan dan perbedaan itulah yang seringkali menyebabkan timbulnya konflik, kerjasama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.
c. Masalah-masalah social yang timbul dalam masyarakat biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan social yang antara satu dengan yang lainnya salaing berkaitan.

Sumber :

Rabu, 09 November 2011

Methods Time Meassurment (MTM-1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Methods Time Meassurment (MTM-1)

Methods Time Meassurment (MTM) adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku (predeterminded time standard) yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. Sistem tersebut didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metode kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standard waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja yang ada. (Sritomo, 1992). Pengukuran waktu metode membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-elemn gerakan.

2.2 Elemen-elemen Gerakan Dasar dalam MTM-1

Suatu pekerjaan yang utuh dapat diuraikan menjadi gerakan dasar, yang oleh Gilbreth diuraikan ke dalam gerakan therglig. Suatu pekerjan mempunyai uraian yang berbeda-beda bila dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Hal ini tergantung pada jenis pekerjaannya. Gerakan yang termasuk ke dalam gerakan dasar diantaranya adalah menjangkau (reach), memegang (Grasp), membawa (Move), memutar (Turn), gerakan mata (Eye Times), melepas (Releas), melepas rakit (Disengage), menekan (Apply Pressure), gerakan badan dan kaki (Body, Leg, Foot), dan memposisikan (Possition). Berikut adalah penjelasannya.

2.2.1 Menjangkau (Reach)

Menjangkau adalah elemen gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah untuk memindahkan tangan atau jari ke suatu tempat tujuan tertentu. Terdapat lima macam kelas manjangkau, diantaranya adalah:

a) Menjangkau kelas A: adalah menjangkau kearah suatu tempat yang pasti, atau ke suatu objek di tangan lain.

b) Menjangkau kelas B: adalah gerakan menjangkau kearah suatu sasaran yang tempatnya berada pada jarak “kira-kira” tapi tertentu dan diketahui lokasinya.

c) Menjangkau kelas C: adalah gerakan menjangkau suatu objek yang tercampur dengan objek lain.

d) Menjangkau kelas D: adalah gerakan menjangkau kearah suatu objek yang kecil sehingga diperlukan alat pemegang khusus

e) Menjangkau kelas E: adalah gerakan menjangkau ke arah suatu sasaran yang tempatnya tidak pasti.

2.2.2 Memegang (Grasp)

Memegang adalah elemen gerakan dasar yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menguasai atau mengontrol sebuah objek baik dengan jari-jari maupun tangan untuk memungkinkan melaksanakan gerakan dasar berikutnya. Hal-hal yang mempengaruhi lamanya gerakan ini adalah mudah atau sulitnya objek untuk dipegang, bercampur tidaknya objek dengan objek lain.

2.2.3 Membawa (Move)

Elemen gerak membawa atau mengangkut juga merupakan gerak perpindahan tangan, dalam gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan membawa biasanya didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh melepas, atau dapat juga mengarahkan (possition). Elemen gerakan ini terbagi atas tiga kelas, yaitu:

a) Membawa kelas A: adalah bila gerakan membawa merupakan pemindahan objek dari suatu tangan ke tangan yang lain atau berhenti karena suatu sebab.

b) Membawa kelas B: adalah bila gerakan membawa merupakan pemindahan objek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti atau mendekati.

c) Membawa kelas C: adalah bila gerakan membawa merupakan pemindahan objek yang letaknya sudah pasti.

2.3.4 Memutar (Turn)

Memutar adalah gerakan yang dilakukan untuk memutar tangan baik dalam keadaan kosong atau membawa beban. Gerakan disini berputar pada tangan, pergelangan, dan lengan sepanjang sumbu lengan yang ada. Waktu yang dibutuhkan untuk memutar akan tergantung pada dua variabel yaitu derajat putaran dan faktor berat yang harus dipikul.

2.3.5 Gerakan Mata (Eye Times)

Sebagian besar aktivitas kerja, waktu yang dibutuhkan untuk menggerakkan dan memfokuskan mata bukanlah merupakan faktor yang menghambat sehingga konsekuensinya hal ini tidak akan mempengaruhi waktu untuk melaksanakan kerja itu sendiri, terkecuali gerakan-gerakan kerja harus diarahkan oleh mata tentunya. Terdapat dua macam gerakan mata yaitu Eye Focus Time dan Eye Travel Time. Eye focus time (gerakan mata untuk fokus) akan memerlukan waktu untuk mata melakukan gerakan fokus pada suatu objek dan melihatnya untuk waktu yang lama guna menentukan karakteristik-karakteristik dari objek tersebut. Eye travel time (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak diantara objek-objek yang harus dilihat dengan jalan menggerakkan mata.

2.3.6 Melepas (Release)

Melepas adalah elemen gerakan dasar untuk membebaskan kontrol atas suatu objek oleh jari atau tangan. Terdapat dua klasifikasi gerakann melepas yaitu gerakan melepas normal (normal release) yaitu secara sederhana jari-jari tangan bergerak membuka dan yang kedua adalah gerak melepas sentuhan (contact release) yaitu dimulai dan diselesaikan penuh sesaat elemen menjangkau (reach) dimulai tanpa ada waktu idle sesaatpun. Biasanya gerakan melepas tidak membutuhkan waktu untuk melaksanakannya kecuali bila gerakannya terpisah dengan gerakan lainnya.

2.3.7 Melepas Rakit (Disengage)

Melepas rakit adalah elemen dasar yang digunakan untuk memutuskan kontak antara satu objek dan yang lain. Hal ini termasuk gerakan spontan akibat perlawanan tiba-tiba berakhir. Waktu untuk melepaskan diri dipengaruhi oleh tiga variabel-variabel berikut: (1) kelas sesuai, (2) kemudahan penanganan, dan (3) perawatan penanganan.

2.3.8 Menekan (Apply Pressure)

Menekan adalah suatu pekerjaan yang dilakukan. Dalam menekan dilihat berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah menekan hamper tanpa tekanan, menekan normal dan menekan sangat tinggi.

Adapun tingkat kesulitan yang berpengaruh terhadap pengontrolan dan pengendalian gerakannya dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
A. Tingkat Pengendalian Rendah (LOW)
1. Pergerakkannya otomatis.
2. Mudah mempelajarinya atau melakukannya.
3. Tidak memerlukan koordinasi antara mata dan tangan, dan hanya memerlukan pengendalian tenaga yang sedikit atau minimum.
4. Sedikit otot yang bekerja.
5. Merupakan tipe yang efisien dari bagian pergerakkan tubuh.
6. Sudah terampil, pergerakkannya tanpa kesadaran / konsentrasi yang tinggi, karena sudah terprogram dalam otak.
7. Tanpa keragu-raguan.


B. Tingkat Pengendalian Sedang (MEDIUM)
1. Memerlukan beberapa ketepatan dan ketetlitian dalam pergerakkan.
2. Koordinasi antara mata dan tangan cukup diperlukan, tapi tidak banyak atau terlampau sulit.
3. Memerlukan beberapa koordinasi otot sampai akhir dari pergerakkan tersebut.
4. Cukup banyak gerakan-gerakan yang membutuhkan kesadaran atau konsentrasi yang khusus.
5. Memerlukan informasi dari penglihatan ke otak, dengan tujuan menentukan gerakan selanjutnya.
6. Pekerja bekerja tanpa latihan atau trainint yang lama atau sulit.


C. Tingkat Pengendalian Tinggi (HIGH)
1. Membutuhkan ketepatan yang tinggi dalam pergerakan.
2. Koordinasi mata dan tangan mutlak dan tanpa henti.
3. Otot bekerja lebih ekstra.
4. Butuh konsentrasi yang tinggi.
5. Butuh ketelitian yang tinggi.
6. Informasi dari alat-alat sensorik sangat dibutuhkan sekali untuk memulai pergerakkannya.
7. Sebelum operator bekerja harus melalui training yang sungguh-sungguh dan lama terlebih dahulu.

http://jabrikyuwana.blogspot.com/2010/03/definisi-methods-time-measurement-mtm-1.html