Minggu, 22 April 2012

Pidato menakjuban anak 12 tahun di ruang sidang PBB


Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki,
seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental
Children's Organization ( ECO ).
ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri
untuk belajar dan mengajarkan pada anak" lain mengenai masalah
lingkungan.
Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB,
dimana pada saat itu Severn yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah
pidato kuat yg memberikan pengaruh besar ( dan membungkam ) beberapa
pemimpin dunia terkemuka.
Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun hingga
bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai
ruang sidang penuh dengan orang terkemuka yg berdiri dan memberikan
tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.
Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)
Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental
Children Organization
Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12
dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga,
Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk
bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda
sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di
sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan
masa depan bagi diri saya saja.
Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum
atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi
semua generasi yg akan datang.
Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia
yang tangisannya tidak lagi terdengar.
Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat
yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan
habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar.
Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena
berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena
saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.
Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa
tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker.
Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu
persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.
Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar
binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan
burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal
tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.
Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini
ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?
Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap
bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua
pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki
semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa
anda sekalian juga sama seperti saya!
Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai
asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang
telah punah.
Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di
tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak
tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!
Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota
perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah
ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi
- dan anda semua adalah anak dari seseorang.
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua
adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih
dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi
udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan
tidak akan mengubah hal tersebut.
Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita
semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu
untuk tujuan yang sama.
Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak
ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.
Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami
membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang.
Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi
dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk
kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.
Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan
dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda,
komputer dan perlengkapan televisi.
Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami
menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah
satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku
kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan
makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih
sayang " .
Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun,
bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih
begitu serakah?
Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia
sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan
yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari
anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak
yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau
pengemis di India .
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua
uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat
kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa
indah jadinya dunia ini.
Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk
berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan
orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang
kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk
berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang
anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?
Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda
melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah
yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua
seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan
mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja , 'kami melakukan yang
terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari
segalanya.”
Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut
kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda
semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena
perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”.
Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.
Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya
menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.
Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.
***********
Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konperensi
PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya
dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang
yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan
yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.
Dan setelah itu, ketua PBB mengatakan dalam pidatonya:
" Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri
karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan
isinya disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju
berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato.
Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh
asisten saya kemarin. Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak
yang berusia 12 tahun "


Jumat, 13 April 2012

Memupuk Kasih Sayang dan Kelembutan Diri


Tentang wanita, entah mengapa melulu menjadi sebuah bahasan yang menarik untuk dikupas. Baik disajikan dari buah jemari lembut para wanita sendiri, maupun dari sekadar terkaan kaum lelaki yang mengisahkan para wanita. Setidaknya, alunan dayu dari senandung berikut menjadi bukti berkenyataan. Maher Zein dengan The Rest of My Life, Duhai Pendampingku oleh grup nasyid Edcoustic, Insan Bernama Kekasih yang dipopulerkan oleh UNIC di negeri Jiran, Malaysia, bahkan sampai Iwan Fals berdendang Mata Indah Bola Pingpong.
Wanita, telah menjadi sosok makhluk yang melengkapi dunia ini dengan paripurna. Lakunya malah bisa dinarasikan menjadi sebuah lirik yang indah dengan melodi yang membius.
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.”
(HR. Muslim).
Raga, jiwa, peran, posisi, dan aktualisasi para wanita tak ayal mempunyai tahta yang teramat krusial bagi siapapun manusia. Wanita diberi keistimewaan menjadi yang pertama kali merasakan adanya kehidupan manusia di dalam rahim. Wanita yang memberikan air susu kepada para bayi sebagai makanan pertama paling bergizi dan menyehatkan. Hingga wanita pula yang senantiasa memberikan peluk dan ruang terhangat untuk menerima apa adanya setiap kehadiran manusia di sisinya. Bahkan hingga ribuan kata ini telah dicoba untuk melukiskan kasih sayangnya seorang wanita, mungkin tak sampai genap kasih sayang itu tuntas teruraikan. Wallahu a’lam.
Sayangnya, sebagian wanita menjadi terlupa bahwa semata-mata kasih sayang yang tersemat dalam berlakunya sikap mereka adalah anugerah Allah Azza wa Jalla, sang Maha Penyayang dan Pengasih. Diriwayatkan dari sahabat nabi, Abu Hurairah r.a., “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Allah telah menjadikan kasih sayang-Nya terbagi dalam seratus bahagian. Dia menahan sembilan puluh sembilan bahagian di sisi-Nya dan menurunkan satu bahagian ke bumi. Dari satu bahagian itulah para makhluk saling kasih-mengasihi sehingga seekor ibu binatang mengangkat cakarnya dari anaknya kerana takut melukainya.” [HR. Imam Muslim].
Pernah suatu hari Sayyidina Umar datang menghadap Rasulullah Saw. dengan membawa beberapa orang tawanan. Di antara para tawanan itu terlihat seorang wanita sedang mencari-cari, lalu jika ia mendapatkan seorang bayi di antara tawanan dia terus mengambil bayi itu lalu mendakapkannya ke perut untuk disusui. Lalu Rasulullah Saw. bersabda, “Bagaimana pendapat kamu sekalian, apakah wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api?” Para sahabat menjawab, “Tidak, demi Allah, sedangkan dia mampu untuk tidak melemparnya.” Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh Allah lebih mengasihi hamba-Nya daripada wanita ini terhadap anaknya.”
Allah Swt. Dialah yang mempunyai kekuasaan menitipkan sepercik dari samudra kasih sayang-Nya yang teramat luas bagi para wanita dunia maupun bidadari surga. Maka kelembutan dan kasih sayang para wanita telah terpancarkan memenuhi dunia kian harinya. Begitu seterusnya, semenjak Siti Hawa sampai dengan ibu-ibu masa kini.
Mungkin karena acap kali distigmakan bahwa wanita adalah kelembutan atau wanita adalah kasih sayang, kita menjadi kurang menyadari bahwa kepemilikan rasa welas, asih, sayang, dan lembut tersebut adalah milik Allah. Para wanita semestinya memohon dan memintanya kepada Allah Swt. Fitrah kelembutannya akan menjadi tumpul manakala tidak diasah. Fitrah kebeningan jiwanya akan menjadi keruh manakala selaksa jiwa di dalam hati gelap dan pekat. Fitrah pengasihnya akan menjadi hambar manakala nutrisi ruhiyahnya gersang.
Oleh karena itu, tak sedikit pula kita saksikan dewasa ini cerita kebengisan para wanita terhadap saudara, orang tua, suami, maupun darah dagingnya sendiri. Ibu yang tega membuang anak, istri yang berani membakar suami, maupun anak perempuan yang kejam menyakiti hati orang tua sendiri.
Jadi, saudariku muslimah, mari memohon, meminta, dan berdoa pada Allah Azza wa Jalla, duhai para wanita yang telah Allah muliakan.
“Hendaklah salah seorang dari kamu memohon seluruh kebutuhannya kepada Rabbnya, sampai-sampai tali sandalnya apabila putus.” (HR At Tirmidzi dalam Ad Da’awaat)
Perkara tali sandal putus pun, Rasulullah mengajarkan kita untuk memohon pertolongan kepada Allah. Apalagi perkara memohon kasih sayang dan kelembutan yang berharga mulia bagi dunia ini. Maka selayaknya bagi “apapun” seorang wanita adalah merutinkan perbanyak doa. Bagi para bunda yang telah diamanahi karunia putra dan putri, bagi istri yang mendoakan suaminya agar selamat bekerja di luar rumah. Maupun bagi para anak gadis yang masih berada di bawah asuhan ayahnya. Tidaklah sama sekali salah bila mereka mendoakan kebaikan bagi diri, suami, orang tua, dan keturunannya.
Tidaklah seuntai doa telah merayap naik ke petala langit yang tujuh melainkan akan dikabulkan oleh Allah Swt. “Dan Rabbmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS Ghafir: 60).
Juga sesuai dengan yang telah diriwayatkan dari sahabat Jabir r.a. bahwasanya Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Tiada seorang hamba yang meminta dengan suatu permohonan, melainkan Allah akan memberi apa yang ia minta, jika ia menahan diri dari suatu perbuatan perbuatan maksiat, Allah Ta’ala akan menyelematkan dirinya dari bahaya, atau diampuni dosa-dosanya. Selama si hamba tidak berdoa kepada perbuatan (amal) yang mendekatkan diri kepada dosa, atau berdoa agar terputus dari persaudaraan dengan karib kerabatnya.”
Maka tidak ada keraguan sedikit pun bahwa doa-doa kita tak akan berbalas oleh Azza wa Jalla. Kelak akan terkabulkan, kapan pun masa yang paling tepat menurut Allah. Hanya diri kita lah yang kadang terlalu cepat mengecap keputusasaan dan memasung baik sangka. Oleh karena itu, menjadi tidak mengherankan dan bukanlah hal yang lucu, apabila ada seorang gadis kecil belasan tahun memanjatkan pengharapan, “Ya Allah, ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan ,keluarga, dan keturunan kami sebagai penyenang hati dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Gadis kecil itu mungkin tidak berharap doanya akan terkabul seketika, melainkan ia mengetahui bahwa Allah akan mengabulkan doa tersebut saat yang tepat meski beberapa tahun yang akan datang. Sebagaimana dikatakan sahabat Ali bin Abi Thalib r.a., “Demi Allah, aku tidak pernah memikirkan apakah doaku diterima atau tidak. Yang kupikirkan adalah aku bisa berdoa atau tidak. Karena jika engkau menyelesaikan sebuah doa, maka jawabannya itu pasti langsung mengikutinya.”
Kini, marilah kita simak kesaksian manusia teragung sepanjang zaman yang akan mengisahkan mukjizat diri beliau sendiri, Rasulullah Muhammad Saw., “Sesungguhnya aku adalah penutup para nabi, dan Adam terbuat dari tanahnya. Aku akan mengabarkan tentang awal itu semua yaitu doanya moyangku Ibrahim a.s., kabar dari Isa tentang aku, mimpi yang dialami ibuku dan juga yang dialami oleh ibunya para nabi.” (HR Imam Ahmad diriwayatkan dari Al Arbadh bin Sariyah).
Benarlah bahwa doa Nabi Ibrahim yang terpanjatkan ratusan bahkan ribuan tahun silam jauh sebelum kelahiran Rasulullah Muhammad Saw telah terkabulkan pada diri beliau. Allah Swt. telah mengabadikan perisitiwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail saat di tanah Haram berdoa, “Ya Tuhan Kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu. Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka…” Yang termaktub di dalam Al Quran surat Al Baqarah 128-129.
Sekarang, mari berdoa sebanyak-banyaknya agar Allah memupuk kasih sayang dan kelembutan pada diri dan jiwa kita, duhai para muslimah. “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah dibanding doa.” (Riwayat At Tirmidzi)

Kamis, 12 April 2012

Tanggapan Hak Paten


Hak paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi selama waktu tertentu. Seorang inventor dapat melaksanakan sendiri invensinya atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi merupakan ide dari inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk/proses atau penyempurnaan dan pengembangan dari produk/proses. Sedangkan inventor adalah orang baik secara sendiri maupun bersama dengan orang lain melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi.

Contoh Kasus :
Produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM)  beberapa hari yang lalu mengumumkan sebagian pendapatan mengalami kemerosotan, karena pengiriman telepon pintar (smartphone) yang melambat. Sebelumnya juga bahwa perusahaan mengumumkan pengunduran diri mantan kepala eksekutif, Jim Balsillie, yang akan disusul kepala teknologi, David Yacht.
Kini kembali RIM harus mengurusi masalah hukum dengan sebuah perusahaan asal Belanda. Perusahaan teknologi pembuat Blackberry itu dituntut oleh perusahaan Belanda, NXP Semiconductor, karena dianggap melanggar hak paten terkait chip yang digunakan BlackBerry.
Perushaan asal Belanda itu telah mengajukan gugatan pelanggaran Hak paten terhadap Research In Motion Ltd, dan kini akan menambah masalah bagi perusahaan pembuat Blackberry itu, setelah Saham Jatuh dan pengiriman Smatphone yang makin melambat.
NXP Semiconductor NV (NXPI) mengajukan gugatan karena NXP menganggap dan menyatakan  bahwa beberapa produk RIM seperti BlackBerry Torch, Bold, Curve, serta Playbook, telah menggunakan teknologi miliknya tanpa izin. Selain itu ada beberapa paten yang meliputi  System bus Computer, ponsel dengan penerima GPS, sirkuit manufaktur, dan beberapa hak paten lainnya, seperti di lansir oleh Kantor Berita Reuters.
Menurut laporan  Reuters , perusahaan NXP pembuat chip terbesar ketiga Eropamengajukan gugatannya di pengadilan di Orlando, Florida, pada hari Senin. Hal menuduh bahwa beberapa produk RIM seperti BlackBerry Torch, Bold, Curve, serta Playbook, telah melanggar hak paten yang diterbitkan untuk perusahaan antara tahun 1997 dan 2008. Paten itu berhubungan dengan dengan desain, transmisi data dan fitur lain dari perangkat.
Sejak tahun 2011 lalu, RIM harus menghadapi beberapa gugatan hukum termasuk masalah tentang label BBX yang akhirnya tidak jadi digunakan oleh RIM sebagai label untuk sistem operasi terbarunya.
Dalam pengaduannya, NXP produsen chip asal Belanda ini meminta kompensasi kepada pengadilan untuk memblokir penggunaan teknolgi tersebut.
Kemungkinan besar RIM akan mengalami “sakit kepala” dalam menaggapi ini karena Perusahaan itu sekarang dalam keadaan terpuruk , dan akan membuat CEO RIM makin pusing, dimana perushaan itu sedang berjuang melawan basis pelanggan yang makin menyusut atau penjualan yang buruk. Dengan kondisi tersebut, CEO RIM berupaya untuk mengubah perusahaan yang amat bermasalah dan  memutuskan untuk kembali fokus pada pasar korporasi dan meninggalkan konsumen individu.
RIM memang tidak asing lagi dengan tuntutan Letigasi, kala itu pada tahun 2001. Saat itu hampir RIM berketkuk lutut atas pertarungan paten . Pada saat itu RIM pernah diancam akan ditutp operasinya AS. Setelah itu perusahaan ini akhirnya membayar lebih dari $ 600 juta untuk NTP Inc.
Litigasi telah menjadi senjata utama dalam perang paten global yang dilancarkan di antara para pembuat ponsel, komputer tablet dan perangkat lunak di pasar yang bernilai miliaran dolar.


Tanggapan Hak Cipta


Tanggapan Hak Cipta


Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, dalam pasal 1 ayat 1 disebutkah bahwa hak cipta adalah hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak eklusif disini mengandung pengertian bahwa tidak ada pihak lain yang boleh melakukan kegiatan pengumuman atau memperbanyak karya cipta tanpa seizin pencipta, apalagi kegiatan tersebut bersifat komersil.
Mendarah dagingnya kegiatan pelanggaran hak cipta di Indonesia menyebabkan berbagai lembaga pendidikan dan pemerintah terkadang tidak sadar telah melakukan kegiatan pelanggaran hak cipta. Padahal, seharusnya berbagai lembaga pemerintah tersebut memberikan teladan dalam hal penghormatan terhadap hak cipta.
Di Indonesia seseorang dengan mudah dapat memfoto kopi sebuah buku, padahal dalam buku tersebut melekat hak cipta yang dimiliki oleh pengarang atau orang yang ditunjuk oleh pengarang sehingga apabila kegiatan foto kopi dilakukan dan tanpa memperoleh izin dari pemegang hak cipta maka dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta.
Padahal jika praktek seperti ini diteruskan maka akan membunuh kreatifitas pengarang. Pengarang akan enggan untuk menulis karena hasil karyanya selalu dibajak sehingga dia merasa dirugikan baik secara moril maupun materil. Pengarang atau penulis mungkin akan memilih profesi lain yang lebih menghasilkan. Selain itu kurang tegasnya penegakan hak cipta dapat memotivasi kegiatan plagiasi di Tanah Air.
Dibutuhkan kesadaran oleh semua lapisan masyarakat tentang perlindungan terhadap hak cipta. Jika hal tersebut terus-menerus dilakukan, maka akan membunuh kreatifitas seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru karena takut bila hasil karyanya tidak dihargai atau bahkan dibajak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Hak Cipta. Tentunya peraturan atau undang-undang dibuat untuk dipatuhi bukan untuk dilanggar. Semoga kita semua bisa meminimalisir praktek pelanggaran Hak Cipta yang ada dilingkungan kita, tentunya dengan memulainya dari diri kita sendiri.

Kisah Mario Teguh Belajar Adzan Saat Masih Kecil


Mario Kecil
TIDAK HAFAL ADZAN, DISURUH DUDUK LAGI.
Saat itu saya kelas 4 di SD Poerwantoro – Malang, dan Ibu menyuruh saya belajar mengaji di surau kecil di kampung sebelah.
Setiap sebelum Maghrib, saya sudah berdebar gelisah, karena jarak yang kira-kira 600 meter dari rumah ke surau – bagi anak sekecil itu – cukup jauh, melalui sawah, yang kalau malam gelap dan mengerikan.
Sesampai di surau, Pak Ustad menyuruh saya adzan. Awalnya saya menolak, karena saya belum pernah melakukannya, dan yang terbayang di benak kecil saya saat itu – seluruh kampung berhenti melakukan apa pun untuk mendengarkan adzan saya yang fals.
Ooh .. kaki saya gemetaran, jantung sudah di leher, bibir jalan-jalan sendiri ke mana-mana, tapi apa daya … Pak Ustad memaksa.
Saya berdiri seperti wayang kulit ditiup angin, dan mengeluarkan semua ‘tenaga dalam’ yang sudah gembos sejak tadi itu – untuk mulai melantunkan adzan.
Sejenak setelah saya mulai, terdengar kegelisahan di dalam surau, dan Pak Ustad menowel kaki saya, dan berbisik: Heh … salah. Ulangi …”
Saya memulai lagi, Pak Ustad nowel lagi. Saya coba lagi lebih keras, Pak Ustad nowel lebih keras. Saya coba lagi sangat keras, Pak Ustad menarik sarung saya dan memaksa saya duduk.
Ooh … dunia ini terasa sangat kejam kepada anak kecil yang ketakutan dan terpaksa.
Seorang anak kecil yang lain di suruh Pak Ustad berdiri menggantikan saya, yang dengan fasih dan indah melantunkan adzan di Maghrib yang galau itu.
Teman saya itu juara ngaji di surau itu, dan mungkin sekarang sudah jadi anggota MUI.
Saya berjalan gontai, lupa akan semua hantu dan jin yang selama ini memomoki pikiran kecil saya – setiap saya menembus jalan di tengah sawah yang gulita itu.
Di rumah, Ibu bertanya: Lasise’, kenapa kamu diam?
Saya menggeleng dengan wajah yang hampir robek dengan tangis. Saya masuk kamar dan menangis, merasa demikian rendah karena gagal di hadapan seluruh kampung.
Hati saya yang masih kecil itu berdoa, semoga saya akan menjadi lebih kuat menghadapi kegagalan dan kekecewaan saat saya dewasa nanti.
Dan saya berjanji, tidak akan berlaku kasar dan semena-mena menggampangkan kesedihan anak-anak saya di masa depan, saat mereka merasa kecewa karena kegagalan.
Orang tua tidak boleh menyepelekan rasa kecewa anak kecil, karena bagi anak kecil – kekecewaan mereka terasa lebih besar daripada kekecewaan orang dewasa.
Setelah kejadian yang memalukan di surau itu, saya tetap melakukan kesalahan dan gagal dalam banyak hal, menyesal dan menangis, terkadang bersembunyi menanggung malu, tapi saya seperti bola bekel – tetap melanting naik setelah jatuh, dan semakin tinggi lantingan saya – jika saya dibanting.
Ternyata, bukan jatuhnya yang penting, tapi bangkitnya.
Ternyata, semakin keras bantingan hinaan kepada kita, semakin tinggi kita dinaikkan oleh Tuhan – jika kita ikhlas.
Sayangilah anak-anak kecil.
Merekalah tempat kita bersandar di masa tua.