Selasa, 22 Mei 2012

Proposal Minimax Bed


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Kepadatan penduduk di kota-kota besar merupakan pemicu lahirnya konsep rumah minimalis yang banyak berkembang dan disukai masyarakat seperti sekarang ini. Sesuai dengan namanya minimalis, maka semuanya serba minimalis, baik bentuk, ruang, serta bahan yang digunakan. Ruangan yang tidak lebar tersebut terkadang mengharuskan seseorang untuk mengeliminasi beberapa perabot. Hal ini seringkali mengurangi kelengkapan barang dari suatu ruangan. Seringkali dibutuhkan ruangan untuk meletakkan tempat tidur begitu besar sehingga tidak ada ruang lagi untuk menempatkan meja belajar dalam satu ruangan. Dibutuhkan suatu produk multifungsi yang minimalis sehingga dapat mengatasi masalah keterbatasan lahan dan ruangan tersebut.
Minimax bed merupakan suatu produk inovasi yang menggabungkan tempat tidur dengan lemari baju dan meja belajar. Kata “minimax bed” yang berarti tempat tidur yang didesain minimalis dengan fungsi maksimal. Fungsi maksimal disini maksudnya selain fungsi utamanya sebagai tempat tidur, minimax bed juga bisa digunakan untuk menyimpan pakaian dan sebagai meja belajar yang dilengkapi laci pada bagian bawah meja belajar tersebut. Hal ini menjawab masalah yang banyak dialami oleh pemilik rumah dengan konsep minimalis ataupun  tempat kos-kosan yang tersedia dalam ruang yang sempit. Minimax bed hadir dengan konsep praktis, mudah digunakan, dan juga menghemat ruang. Konsep ini bagus untuk diaplikasikan di kota-kota besar dimana rumah minimalis cenderung dipilih masyarakat maupun di kos-kosan.
 Minimax bed dibuat dengan mempertimbangkan aspek keindahan maupun kenyamanan bagi penggunanya. Aspek kenyamanan disini didapatkan dari pengukuran dimensi tubuh manusia saat perancangan produk minimax bed. Pengukuran dimensi tubuh manusia diukur dari pengambilan sampel pada 34 orang yang sudah mewakili persentil 95%. Desain minimax bed ini berukuran 1x2 meter dan mampu menahan beban hingga 107 kg. Minimax bed jika dilihat dari segi biaya lebih ekonomis dibandingkan ketika harus membeli tempat tidur, lemari baju, dan juga meja belajar secara terpisah. Minimax bed hadir dengan berbagai aspek yang memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dibahas adalah:
1. Bagaimana cara perakitan produk minimax bed?
2. Bagaimana mekanisme kerja produk minimax bed?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan produk minimax bed?

C. Tujuan
            Tujuan perancangan produk ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan dan mengenalkan kepada masyarakat bahwa produk minimax bed merupakan suatu produk inovasi multifungsi yang menjawab kebutuhan masyarakat masa kini.
2. Mengatasi masalah umum masyarakat di kota-kota besar yaitu kurangnya lahan.
3. Membuktikan kepada masyarakat bahwa produk minimax bed dibuat berdasarkan pertimbangan aspek ekonomis, keindahan, dan juga kenyamanan.

D. Kegunaan
            Adapun  kegunaan dari perancangan produk ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan dalam bidang teknologi. 
2. Meningkatkan kreativitas dan penalaran pada pengembangan teknologi tepat guna.
3. Memperkenalkan kepada masyarakat produk minimax bed dengan konsep minimalis dan fungsi maksimal.

 
BAB II
STUDI LITERATUR


Perancangan  suatu  alat atau produk  termasuk  dalam  metode  teknik,  dengan  demikian langkah-langkah  pembuatan  perancangan  akan  mengikuti  metode  Merris  Asimow yang menerangkan bahwa perancangan teknik adalah suatu aktivitas dengan maksud tertentu menuju ke arah tujuan pemenuhan kebutuhan manusia. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam perancangan sebuah produk  antara lain.
1.      Aktivitas untuk maksud tertentu.
2.      Sasaran pada pemenuhan kebutuhan manusia.
3.      Berdasarkan pada pertimbangan teknologi.
Membuat  suatu  rancangan  produk  atau  alat  perlu  mengetahui  karakteristik perancangan dan perancangnya.  Beberapa karakteristik perancangan adalah sebagai berikut:
1.      Berorientasi pada tujuan.
2.      Variform yaitu suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin tidak terbatas, tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang akan diambil.
3.      Pembatas yaitu membatasi solusi pemecahan antara lain:
a.       Hukum alam, seperti ilmu fisika, ilmu kimia, dan lain-lain.
b.      Ekonomis,  pembiayaan  atau  ongkos  dalam  merealisir  rancangan  yang  telah dibuat.
c.       Pertimbangan  manusia,  sifat,  keterbatasan  dan  kemampuan  manusia  dalam merancang dan memakainya.
d.      Faktor-faktor legality, mulai dari model, bentuk sampai dengan hak cipta.
e.       Fasilitas produksi, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menciptakan yang telah dibuat.
f.       Evolutif, berkembang terus mengikuti perkembangan zaman.

Prosedur  perancangan  yang  merupakan  tahapan  umum  teknik  perancangan dikenal   dengan  sebutan  NIDA,   yang  merupakan  kepanjangan  dari  need, ideadecision and action.  Tahap  pertama  seorang  perancang  menetapkan  dan mengidentifikasikan  kebutuhan  (need),  sehubungan  dengan  alat  atau  produk  yang harus  dirancang, kemudian  dilanjutkan  dengan  pengembangan  ide-ide  (idea)  yang melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi. Suatu penilaian dan penganalisisan  terhadap  berbagai  alternatif  yang  ada,  sehingga  perancang  dapat memutuskan (decision) suatu alternatif terbaik. Proses terakhir yang dilakukan yaitu proses pembuatan (action) (Nurmianto, 2003).
Hasil  rancangan  yang  dibuat  dituntut  dapat  memberikan  kemudahan  dan kenyamanan  bagi  pengguna  produk.  Rancangan  yang  akan  dibuat harus   memperhatikan   faktor   manusia   sebagai   pengguna.   Faktor   manusia   ini diantaranya  dipelajari  dalam  ergonomi  dengan  metode  antropometri.  Beberapa  hal yang  perlu  diperhatikan  dalam  membuat  suatu  rancangan  selain  faktor  manusia antara lain (Nurmianto,2003):
1.      Analisis teknik yaitu berhubungan ketahanan, kekerasan, dan sebagainya.
2.      Analisis  ekonomi  yaitu  berhubungan  dengan  perbandingan  biaya  yang  harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.
3.      Analisis  legalisasi  yaitu  berhubungan  dengan  segi  hukum  atau  tatanan  hukum yang berlaku dan dari hak cipta.
4.      Analisis   pemasaran   yaitu   berhubungan   dengan   jalur   distribusi   produk/hasil rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen atau pemakai.
5.      Analisis nilai yaitu suatu prosedur yang mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak ada gunanya. Analisis nilai dibagi menjadi empat kategori antara lain:
a.       Uses value yaitu berhubungan dengan nilai kegunaan.
b.      Esteem value yaitu berhubungan dengan nilai estetika atau keindahan.
c.       Cost value yaitu berhubungan dengan pembiayaan.
d.      Exchange value yaitu berhubungan dengan kemampuan tukar.
Tiga  tipe  perancangan  yang  ada  pada  antropometri.  Adapun  tipe perancangan tersebut antara lain (Nurmianto, 2003):
1.      Perancangan untuk pemakaian nilai eksterm yaitu data dengan persentil ekstrim minimum 5% dan ekstrim maksimum 95%.
2.      Perancangan pemakaian nilai rata-rata yaitu data dengan persentil 50%.
3.      Perancangan untuk pemakaian yang dapat disesuaikan (adjustable).

Penerapan data antropometri ini akan dilakukan jika tersedia nilai mean (rata- rata) dan standar deviasi dari distribusi normal. Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Berikut ini adalah rumus perhitungan persentil.


Tabel 2.1 Distribusi Normal dan Perhitungan Persentil
Persentil
Perhitungan
 th
 - 2,325 s x
2, th
 - 1,960 s x
 th
 - 1,645 s x
10 th
 - 1,280 s x
50 th
X
90 th
 1,280 s x
95 th
 1,645 sx
97,5 th
 1,960 s x
99 th
 2,325 s x
(Sumber: Nurmianto,1991)
Membahas  lebih  jauh  mengenai  penggunaan  data  ini  maka  dibahas istilah “The Fallacy of The Average Man or Average Woman”. Istilah ini mengatakan bahwa  merupakan  suatu  kesalahan  dalam  perancangan  suatu  tempat  kerja  ataupun produk  jika  berdasarkan  pada  dimensi  yang  hipotesis  yaitu  menganggap  bahwa semua dimensi adalah merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi  saja.  Selain  dari  itu,  jika  seseorang  mempunyai  dimensi  pada  rata-rata populasi,  katakanlah  tinggi  badan,  maka  belum  tentu,  bahwa  dia  berada  pada  rata- rata populasi untuk dimensi lainnya. (Nurmianto, 2003).
  


BAB III
METODE PENELITIAN


            Penelitian pada produk inovasi “Minimax Bed” terdiri dari  7 metode, yaitu metode penelitian produk yang sudah ada, metode perencanaan perancangan, metode penentuan populasi dan sampel, metode pengukuran  dimensi tubuh manusia, metode perancangan dan perbaikan produk, metode pembuatan produk, metode pengujian produk.

Metode 1. Penelitian Produk yang sudah ada
            Metode penelitian kali ini diawali dengan meneliti produk yang sudah ada. Penelitian produk ini dilihat dari kebutuhan masyarakat masa kini dan gaya hidup masyarakat yang cenderung menyukai sesuatu yang praktis dan fungsional. Masyarakat di kota-kota besar lebih memilih konsep minimalis dalam memilih rumah sehingga dibutuhkan suatu produk yang dapat menunjang konsep minimalis rumah tersebut yaitu tidak memakan banyak ruang. Produk yang dipilih untuk keperluan penelitian ini diantaranya adalah tempat tidur. Metode ini diperlukan untuk menggabungkan ketiga komponen utama tersebut kedalam sebuah produk agar tercipta kesan minimalis, praktis, ekonomis dan dengan fungsi maksimal.

Metode 2. Perencanaan Perancangan
            Metode selanjutnya yaitu perencanaan perancangan komponen-komponen produk yang sudah ditentukan menjadi sebuah produk baru yang inovatif. Metode ini mempertimbangkan aspek keindahan dan kenyamanan bagi para pengguna produk disamping aspek lain seperti minimalis, ekonomis, dan fungsional. Perencanaan perancangan dilakukan agar hasil rancangan produk sesuai dengan yang diharapkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Metode 3. Penentuan Populasi dan Sampel
            Penentuan populasi dari perancangan produk ini yaitu seluruh warga kampus Universitas Gunadarma Kalimalang, sedangkan sampel yang diambil yaitu sebanyak 34 sampel yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi Universitas Gunadarma Kalimalang. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 19 Maret 2012 pada pukul 10.00 WIB – 12.00 WIB di Laboratorium Teknik Industri Menengah, Universitas Gunadarma Kalimalang.

Metode 4. Pengukuran Dimensi Tubuh Manusia
            Dimensi tubuh manusia diperlukan untuk merancang produk sesuai ukuran tubuh manusia agar didapatkan kenyamanan saat menggunakan produk tersebut. Perancangan produk minimax bed menggunakan beberapa dimensi tubuh manusia untuk menentukan ukuran dari lemari, tempat tidur, serta meja kerja agar didapatkan kenyamanan yang optimal. Dimensi tubuh yang digunakan untuk menentukan ukuran produk yang dirancang yaitu minimax bed adalah tinggi badan tegak, tinggi siku berdiri, panjang lengan bawah, rentangan tangan, lebar jari 2,3,4,5, berat badan dan tinggi popliteal.

Metode 5. Perancangan dan Perbaikan Produk
            Setelah penelitian produk, perencanaan perancangan, dan juga pengukuran dimensi tubuh dilakukan, maka metode selanjutnya yaitu perancangan dan perbaikan produk. Perancangan produk dilakukan agar dapat diketahui deskripsi dari produk yang akan dibuat. Hal ini akan mempermudah proses pembuatannya. Metode ini juga dilakukan perbaikan produk yang artinya gimana caranya agar produk tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat tidur, tetapi multifungsi sesuai dengan tujuan produk dibuat. Metode ini menggabungkan tempat tidur tersebut dengan meja belajar dan juga lemari baju. Penggabungan ini akan menghasilkan sebuah produk multifungsi dengan konsep minimalis. Produk tersebut diberi nama “minimax bed” yang berarti tempat tidur minimalis dengan fungsi maksimal, karena selain berfungsi sebagai tempat untuk tidur, minimax bed juga berfungsi sebagai meja untuk belajar dan juga lemari baju.

Metode 6. Pembuatan Produk
                  Hasil dari perancangan dan perbaikan produk direalisasikan pada proses pembuatan produk minimax bed. Pembuatan produk minimax bed ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
Tahap 1. Menyiapkan Alat dan Bahan
              Alat yang diperlukan untuk membuat minimax bed seperti gergaji, palu, paku, sekrup, obeng, ampelas, kuas serta meteran. Sedangkan untuk bahan dalam membuat produk minimax bed yaitu kayu, besi,  triplek, spring bed, cat, pelitur, tinner, engsel serta yang lainnya.
Tahap 2. Merakit Alat dan Bahan
Proses awal pada tahap ini yaitu mengukur bahan, lalu memotongnya dan setelah itu merakit setiap komponen. Proses awal adalah mengukur kayu dan memotong kayu dengan menggunakan gergaji. Selanjutnya dilakukan proses perakitan yang terdiri dari:
1.      Membuat rangka produk, yaitu merakit komponen utama pada minimax bed dengan menghubungkan kerangka kayu dan spring bed yang telah disediakan dengan panjang 190 cm.
2.      Mengukur lebar tempat tidur yang akan dihubungkan ke alas lemari dengan ukuran 95 cm.
3.      Hasil dari pengukuran tersebut  didapatkan hasil total tinggi minimax bed adalah 70 cm yang dihubungkan dengan tempat tidur dan pada bagian alas yang digunakan untuk tempat tidur diberi rak yang digunakan untuk menyimpan barang dengan tinggi 160 cm dan lebar 60 cm serta panjangnya 75 cm.
4. Menghubungkan rangka atas, rangka samping, dan rangka bawah dan meletakkan sekat untuk membatasi tiap ruang pada lemari.
5. Memberikan pintu buka yang mekanisme kerjanya dengan diberikan engsel untuk membuka dan menutup lemari dan memberikan pegangan pada pintu lemari supaya lemarinya mudah dibuka.

Metode 7. Pengujian Produk
            Metode pengujian produk dilakukan untuk menjamin keunggulan dan kualitas dari produk minimax bed yang telah dibuat. Pengujian produk minimax bed meliputi uji ketahanan tempat tidur dengan berat beban, uji pengunci tempat tidur saat tempat tidur dalam posisi menyamping sehingga membentuk meja belajar, uji kekuatan meja belajar terhadap beban, uji kekuatan antara sekat yang menghubungkan tempat tidur dengan lemari baju dan meja belajar.


BAB IV
PEMBAHASAN



A. Data Antropometri yang Digunakan
            Perancangan minimax bed membutuhkan beberapa dimensi tubuh manusia sebagai dasar untuk menentukan ukuran tempat tidur tersebut. Berikut ini merupakan penjelasan menganai dimensi yang digunakan dalam perancangan minimax bed.
1.      Tinggi badan tegak, digunakan untuk menentukan tinggi lemari sekaligus produk secara keseluruhan.
2.      Tinggi siku berdiri, digunakan untuk menentukan tinggi laci lemari.
3.      Panjang lengan bawah digunakan untuk nmenentukan lebar lemari dan lebar meja belajar.
4.      Rentangan tangan, digunakan untuk menentukan panjang lemari dan lebar tempat tidur.
5.      Lebar jari 2,3,4,5 digunakan untuk menentukan lebar handle pintu lemari.
6.      Berat badan, digunakan untuk menentukan kekuatan dalam menahan beban tempat tidur.
7.      Tinggi popliteal digunakan untuk menentukan tinggi tempat tidur dan meja belajar.
Berdasarkan halk tersebut, maka dapat ditentukan ukuran produk dengan menggunakan presentil 95 %. Presentil ini dipilih agar sebagian besar populasi dapat menggunakan produk tersebut dengan nyaman. Berikut ini merupakan contoh perhitungan dimensi tubuh manusia.


B. Produk yang Dirancang
      Produk yang dirancang yaitu minimax bed yang mempunyai banyak fungsi. berikut ini merupakan gambar dari produk yang dirancang yaitu sebuah minimax bed. Dimensi Tinggi badan tegak, dimensi tinggi badan tegak digunakan untuk menentukan ukuran lemari ditambahkan dengan dengan allowance yaitu sebesar 160 cm. Dimensi Tinggi siku berdiri, dimensi tinggi siku berdiri digunakan untuk menentukan ukuran tinggi setiap sekat pada lemmari, dimana terdapat 4 sekat pada lemari yaitu sebesar 40 cm. Dimensi Panjang lengan bawah, dimensi panjang lengan bawah digunakan untuk  menentukan ukuran lebar lemari ditambahkan dengan allowance yaitu sebesar 60 cm. Dimensi rentang tangan, dimensi rentang tangan digunakan untuk menentukan ukuran panjang lemari ditambahkan dengan allowance yaitu sebesar 75 cm. Dimensi lebar jari, dimensi lebar jari digunakan untuk menentuka ukuran panjang handle lemari maupun laci yaitu sebesar 10 cm.
Dimensi berat badan, dimensi berat badan digunakan untuk menentukan ukuran beban kekuatan pada tempat tidur ditambahkan dengan allowance yaitu sebesar 107 kg. Dimensi tinggi popliteal, dimensi popliteal digunakan untuk menentukan ukuran tinggi meja yaitu sebesar 55 cm. Dimensi tinggi badan tegak, dimensi tinggi badan tegak digunakan untuk menentukan ukuran panjang tempat tidur ditambahkan dengan allowance yaitu sebesar 190 cm. Dimensi rentang tangan, dimensi rentang tangan digunakan untuk menentukan ukuran lebar tempat tidur ditambahkan dengan allowance yaitu sebesar 95 cm.Dimensi panjang lengan bawah, dimensi panjang lengan bawah digunakan untuk menentukan ukuran lebar meja belajar ditambahkan dengan allowance yaitu sebesar 95 cm. 

C. Rancangan Biaya
1.Anggaran Alat
No
Nama Alat
Jumlah
Harga Satuan
Harga Seluruhnya
1.
Gergaji
3 buah
Rp 50.000
Rp 150.000
2.
Paku
4 kg
Rp 10.000
Rp  90.000
3.
Palu
3 buah
Rp 30.000
Rp 40.000
4.
Sekrup
2 buah
Rp 30.000
Rp 60.000
5.
Obeng
1 buah
Rp 50.000
Rp 50.000
6.
Ampelas
3 buah
Rp 10.000
Rp 30.000
7.
Kuas
4 buah
Rp 10.000
Rp 40.000
8.
Meteran
1 buah
Rp 50.000
Rp 50.000
Jumlah
Rp 510.000

2. Anggaran Bahan
No
Nama Bahan
Jumlah
Harga Satuan
Harga Seluruhnya
1.
Kayu
4 buah
Rp 70.000
Rp 150.000
2.
Triplek
4 buah
Rp 30.000
Rp  120.000
3.
Cat
3 buah
Rp 50.000
Rp 150.000
4.
Besi
2 buah
Rp 70.000
Rp 140.000
5.
Peliur
1 buah
Rp 50.000
Rp 50.000
6.
Tiner
1 buah
Rp 70.000
Rp 70.000
7.
Engsel
4 buah
Rp 20.000
Rp 80.000
Jumlah
Rp 760.000




3. Rekapitulasi Biaya
No
Jenis Pengeluaran
Biaya Seluruhnya
1.
Anggaran Alat
Rp 510.000
2.
Anggaran Bahan
Rp 760.000
3.
Anggaran Transportasi
Rp 300.000
4.
Anggaran Pembuatan Proposal (4 Buah)
Rp 80.000
5.
Anggaran Tak Terduga
Rp 140.000
Total Biaya
Rp 1.790.000


BAB V
KESIMPULAN


Perancangan produk yang telah dilakukan yaitu sebuah minimax bed yang memiliki banyak fungsi dengan desain minimalis. Produk minimax bed ini merupakan gabungan dari komponen utama berupa tempat tidur yang digabung dengan  sebuah lemari baju dan meja belajar. Kelebihan dari produk minimax bed ini selain fungsional dengan desain minimalis, juga mempertimbangkan aspek ergonomis sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi siapa saja yang menggunakannya. Selain itu, minimax bed dari segi biaya juga lebih ekonomis jika dibanding apabila membeli tempat tidur, lemari, dan meja belajar secara terpisah. Produk ini juga dirancang dengan menambahkan nilai estetika tersendiri. Disamping banyaknya kelebihan produk minimax bed ini terdapat juga suatu kekurangannya, yaitu tempat tidur pada produk ini hanya diperuntukkan untuk satu orang saja. Dimensi tubuh yang digunakan untuk merancang produk minimax bed ini yaitu Tinggi badan tegak, tinggi siku berdiri, panjang lengan bawah, rentangan tangan, tinggi popliteal, berat badan, serta lebar jari 2,3,4,5.