BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepadatan penduduk di
kota-kota besar merupakan pemicu lahirnya konsep rumah minimalis yang banyak
berkembang dan disukai masyarakat seperti sekarang ini. Sesuai dengan namanya
minimalis, maka semuanya serba minimalis, baik bentuk, ruang, serta bahan yang
digunakan. Ruangan yang tidak lebar
tersebut terkadang mengharuskan seseorang untuk mengeliminasi beberapa perabot.
Hal ini seringkali mengurangi kelengkapan barang dari suatu ruangan. Seringkali
dibutuhkan ruangan untuk meletakkan tempat tidur begitu besar sehingga tidak
ada ruang lagi untuk menempatkan meja belajar dalam satu ruangan. Dibutuhkan
suatu produk multifungsi yang minimalis sehingga dapat mengatasi masalah
keterbatasan lahan dan ruangan tersebut.
Minimax bed
merupakan suatu produk inovasi yang menggabungkan tempat tidur dengan lemari
baju dan meja belajar. Kata “minimax bed” yang berarti tempat tidur yang
didesain minimalis dengan fungsi maksimal. Fungsi maksimal disini maksudnya
selain fungsi utamanya sebagai tempat tidur, minimax bed juga bisa digunakan
untuk menyimpan pakaian dan sebagai meja belajar yang dilengkapi laci pada
bagian bawah meja belajar tersebut. Hal ini menjawab masalah yang banyak
dialami oleh pemilik rumah dengan konsep minimalis ataupun tempat
kos-kosan yang tersedia dalam ruang yang sempit. Minimax bed hadir dengan
konsep praktis, mudah digunakan, dan juga menghemat ruang. Konsep ini bagus
untuk diaplikasikan di kota-kota besar dimana rumah minimalis cenderung dipilih
masyarakat maupun di kos-kosan.
Minimax bed
dibuat dengan mempertimbangkan aspek keindahan maupun kenyamanan bagi
penggunanya. Aspek kenyamanan disini didapatkan dari pengukuran dimensi tubuh
manusia saat perancangan produk minimax bed. Pengukuran dimensi tubuh manusia
diukur dari pengambilan sampel pada 34 orang yang sudah mewakili persentil 95%.
Desain minimax bed ini berukuran 1x2 meter dan mampu menahan beban hingga 107
kg. Minimax bed jika dilihat dari segi biaya lebih ekonomis dibandingkan ketika
harus membeli tempat tidur, lemari baju, dan juga meja belajar secara terpisah.
Minimax bed hadir dengan berbagai aspek yang memenuhi kebutuhan masyarakat masa
kini.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dibahas adalah:
1. Bagaimana cara perakitan produk
minimax bed?
2. Bagaimana mekanisme kerja produk
minimax bed?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan
produk minimax bed?
C. Tujuan
Tujuan perancangan produk ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan
dan mengenalkan kepada masyarakat bahwa produk minimax bed merupakan suatu
produk inovasi multifungsi yang menjawab kebutuhan masyarakat masa kini.
2. Mengatasi masalah umum masyarakat
di kota-kota besar yaitu kurangnya lahan.
3. Membuktikan
kepada masyarakat bahwa produk minimax bed dibuat berdasarkan pertimbangan
aspek ekonomis, keindahan, dan juga kenyamanan.
D. Kegunaan
Adapun kegunaan dari perancangan produk ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan
inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan dalam
bidang teknologi.
2. Meningkatkan
kreativitas dan penalaran pada pengembangan teknologi tepat guna.
3. Memperkenalkan
kepada masyarakat produk minimax bed dengan konsep minimalis dan fungsi
maksimal.
BAB II
STUDI LITERATUR
Perancangan suatu alat
atau produk termasuk dalam metode teknik,
dengan demikian langkah-langkah pembuatan perancangan
akan mengikuti metode Merris Asimow yang menerangkan
bahwa perancangan teknik adalah suatu aktivitas dengan maksud tertentu menuju
ke arah tujuan pemenuhan kebutuhan manusia. Tiga hal yang harus diperhatikan
dalam perancangan sebuah produk antara lain.
1. Aktivitas
untuk maksud tertentu.
2. Sasaran
pada pemenuhan kebutuhan manusia.
3. Berdasarkan
pada pertimbangan teknologi.
Membuat suatu
rancangan produk atau alat perlu mengetahui
karakteristik perancangan dan perancangnya. Beberapa karakteristik
perancangan adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi
pada tujuan.
2. Variform
yaitu suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin tidak
terbatas, tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang akan diambil.
3. Pembatas
yaitu membatasi solusi pemecahan antara lain:
a. Hukum
alam, seperti ilmu fisika, ilmu kimia, dan lain-lain.
b. Ekonomis,
pembiayaan atau ongkos dalam merealisir
rancangan yang telah dibuat.
c. Pertimbangan
manusia, sifat, keterbatasan dan kemampuan
manusia dalam merancang dan memakainya.
d. Faktor-faktor
legality, mulai dari model, bentuk sampai dengan hak cipta.
e. Fasilitas
produksi, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menciptakan yang telah
dibuat.
f. Evolutif,
berkembang terus mengikuti perkembangan zaman.
Prosedur perancangan
yang merupakan tahapan umum teknik perancangan
dikenal dengan sebutan NIDA, yang
merupakan kepanjangan dari need, idea, decision
and action. Tahap pertama seorang perancang
menetapkan dan mengidentifikasikan kebutuhan (need),
sehubungan dengan alat atau produk yang
harus dirancang, kemudian dilanjutkan dengan
pengembangan ide-ide (idea) yang melahirkan berbagai
alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi. Suatu penilaian dan
penganalisisan terhadap berbagai alternatif yang
ada, sehingga perancang dapat memutuskan (decision)
suatu alternatif terbaik. Proses terakhir yang dilakukan yaitu proses pembuatan
(action) (Nurmianto, 2003).
Hasil rancangan
yang dibuat dituntut dapat memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna produk.
Rancangan yang akan dibuat harus
memperhatikan faktor manusia
sebagai pengguna. Faktor manusia
ini diantaranya dipelajari dalam ergonomi dengan
metode antropometri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat suatu rancangan selain faktor
manusia antara lain (Nurmianto,2003):
1. Analisis
teknik yaitu berhubungan ketahanan, kekerasan, dan sebagainya.
2. Analisis
ekonomi yaitu berhubungan dengan perbandingan
biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.
3. Analisis
legalisasi yaitu berhubungan dengan segi
hukum atau tatanan hukum yang berlaku dan dari hak cipta.
4. Analisis
pemasaran yaitu berhubungan
dengan jalur distribusi produk/hasil
rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen atau pemakai.
5. Analisis
nilai yaitu suatu prosedur yang mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak
ada gunanya. Analisis nilai dibagi menjadi empat kategori antara lain:
a. Uses
value yaitu berhubungan dengan nilai kegunaan.
b. Esteem
value yaitu berhubungan dengan nilai estetika atau keindahan.
c. Cost
value yaitu berhubungan dengan pembiayaan.
d. Exchange
value yaitu berhubungan dengan kemampuan tukar.
Tiga tipe
perancangan yang ada pada antropometri.
Adapun tipe perancangan tersebut antara lain (Nurmianto, 2003):
1. Perancangan
untuk pemakaian nilai eksterm yaitu data dengan persentil ekstrim minimum 5%
dan ekstrim maksimum 95%.
2. Perancangan
pemakaian nilai rata-rata yaitu data dengan persentil 50%.
3. Perancangan
untuk pemakaian yang dapat disesuaikan (adjustable).
Penerapan data antropometri ini akan dilakukan jika
tersedia nilai mean (rata- rata) dan standar deviasi dari distribusi
normal. Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase
tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah
dari nilai tersebut. Berikut ini adalah rumus perhitungan persentil.
Tabel 2.1
Distribusi Normal dan Perhitungan Persentil
Persentil
|
Perhitungan
|
1 th
|
X - 2,325 s x
|
2,5 th
|
X - 1,960 s x
|
5 th
|
X - 1,645 s x
|
10 th
|
X - 1,280 s x
|
50 th
|
X
|
90 th
|
X + 1,280 s x
|
95 th
|
X + 1,645 sx
|
97,5 th
|
X + 1,960 s x
|
99 th
|
X + 2,325 s x
|
(Sumber: Nurmianto,1991)
Membahas lebih jauh mengenai
penggunaan data ini maka dibahas istilah “The
Fallacy of The Average Man or Average Woman”. Istilah ini mengatakan
bahwa merupakan suatu kesalahan dalam
perancangan suatu tempat kerja ataupun produk
jika berdasarkan pada dimensi yang
hipotesis yaitu menganggap bahwa semua dimensi adalah
merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi
saja. Selain dari itu, jika seseorang
mempunyai dimensi pada rata-rata populasi,
katakanlah tinggi badan, maka belum tentu,
bahwa dia berada pada rata- rata populasi untuk dimensi
lainnya. (Nurmianto, 2003).
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian pada produk inovasi “Minimax Bed” terdiri dari 7 metode, yaitu
metode penelitian produk yang sudah ada, metode perencanaan perancangan, metode
penentuan populasi dan sampel, metode pengukuran dimensi tubuh manusia,
metode perancangan dan perbaikan produk, metode pembuatan produk, metode
pengujian produk.
Metode 1. Penelitian Produk yang sudah ada
Metode penelitian kali ini diawali dengan meneliti produk yang sudah ada.
Penelitian produk ini dilihat dari kebutuhan masyarakat masa kini dan gaya
hidup masyarakat yang cenderung menyukai sesuatu yang praktis dan fungsional.
Masyarakat di kota-kota besar lebih memilih konsep minimalis dalam memilih
rumah sehingga dibutuhkan suatu produk yang dapat menunjang konsep minimalis rumah
tersebut yaitu tidak memakan banyak ruang. Produk yang dipilih untuk keperluan
penelitian ini diantaranya adalah tempat tidur. Metode ini diperlukan untuk
menggabungkan ketiga komponen utama tersebut kedalam sebuah produk agar
tercipta kesan minimalis, praktis, ekonomis dan dengan fungsi maksimal.
Metode 2. Perencanaan Perancangan
Metode selanjutnya yaitu perencanaan perancangan komponen-komponen produk yang
sudah ditentukan menjadi sebuah produk baru yang inovatif. Metode ini
mempertimbangkan aspek keindahan dan kenyamanan bagi para pengguna produk
disamping aspek lain seperti minimalis, ekonomis, dan fungsional. Perencanaan
perancangan dilakukan agar hasil rancangan produk sesuai dengan yang diharapkan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Metode 3. Penentuan Populasi dan Sampel
Penentuan populasi dari perancangan produk ini yaitu seluruh warga kampus
Universitas Gunadarma Kalimalang, sedangkan sampel yang diambil yaitu sebanyak
34 sampel yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi Universitas Gunadarma
Kalimalang. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 19 Maret 2012 pada pukul
10.00 WIB – 12.00 WIB di Laboratorium Teknik Industri Menengah, Universitas
Gunadarma Kalimalang.
Metode 4. Pengukuran Dimensi Tubuh Manusia
Dimensi tubuh manusia diperlukan untuk merancang produk sesuai ukuran tubuh
manusia agar didapatkan kenyamanan saat menggunakan produk tersebut.
Perancangan produk minimax bed menggunakan beberapa dimensi tubuh manusia untuk
menentukan ukuran dari lemari, tempat tidur, serta meja kerja agar didapatkan
kenyamanan yang optimal. Dimensi tubuh yang digunakan untuk menentukan ukuran
produk yang dirancang yaitu minimax bed adalah tinggi badan tegak, tinggi siku
berdiri, panjang lengan bawah, rentangan tangan, lebar jari 2,3,4,5, berat
badan dan tinggi popliteal.
Metode 5. Perancangan dan Perbaikan Produk
Setelah penelitian produk, perencanaan perancangan, dan juga pengukuran dimensi
tubuh dilakukan, maka metode selanjutnya yaitu perancangan dan perbaikan
produk. Perancangan produk dilakukan agar dapat diketahui deskripsi dari produk
yang akan dibuat. Hal ini akan mempermudah proses pembuatannya. Metode ini juga
dilakukan perbaikan produk yang artinya gimana caranya agar produk tersebut
tidak hanya berfungsi sebagai tempat tidur, tetapi multifungsi sesuai dengan
tujuan produk dibuat. Metode ini menggabungkan tempat tidur tersebut dengan
meja belajar dan juga lemari baju. Penggabungan ini akan menghasilkan sebuah
produk multifungsi dengan konsep minimalis. Produk tersebut diberi nama
“minimax bed” yang berarti tempat tidur minimalis dengan fungsi maksimal,
karena selain berfungsi sebagai tempat untuk tidur, minimax bed juga berfungsi
sebagai meja untuk belajar dan juga lemari baju.
Metode 6. Pembuatan Produk
Hasil dari perancangan dan perbaikan produk direalisasikan
pada proses pembuatan produk minimax bed. Pembuatan produk minimax bed ini
terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
Tahap 1. Menyiapkan Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan untuk membuat minimax bed seperti gergaji, palu,
paku, sekrup, obeng, ampelas, kuas serta meteran. Sedangkan untuk bahan dalam
membuat produk minimax bed yaitu kayu, besi, triplek, spring bed, cat,
pelitur, tinner, engsel serta yang lainnya.
Tahap 2. Merakit Alat dan Bahan
Proses awal pada tahap ini yaitu
mengukur bahan, lalu memotongnya dan setelah itu merakit setiap komponen.
Proses awal adalah mengukur kayu dan memotong kayu dengan menggunakan gergaji.
Selanjutnya dilakukan proses perakitan yang terdiri dari:
1. Membuat
rangka produk, yaitu merakit komponen utama pada minimax bed dengan
menghubungkan kerangka kayu dan spring bed yang telah disediakan dengan panjang
190 cm.
2. Mengukur
lebar tempat tidur yang akan dihubungkan ke alas lemari dengan ukuran 95 cm.
3. Hasil
dari pengukuran tersebut didapatkan hasil total tinggi minimax bed adalah
70 cm yang dihubungkan dengan tempat tidur dan pada bagian alas yang digunakan
untuk tempat tidur diberi rak yang digunakan untuk menyimpan barang dengan
tinggi 160 cm dan lebar 60 cm serta panjangnya 75 cm.
4. Menghubungkan rangka atas, rangka
samping, dan rangka bawah dan meletakkan sekat untuk membatasi tiap ruang pada
lemari.
5. Memberikan pintu buka yang
mekanisme kerjanya dengan diberikan engsel untuk membuka dan menutup lemari dan
memberikan pegangan pada pintu lemari supaya lemarinya mudah dibuka.
Metode 7. Pengujian Produk
Metode
pengujian produk dilakukan untuk menjamin keunggulan dan kualitas dari produk
minimax bed yang telah dibuat. Pengujian produk minimax bed meliputi uji
ketahanan tempat tidur dengan berat beban, uji pengunci tempat tidur saat
tempat tidur dalam posisi menyamping sehingga membentuk meja belajar, uji
kekuatan meja belajar terhadap beban, uji kekuatan antara sekat yang
menghubungkan tempat tidur dengan lemari baju dan meja belajar.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Antropometri yang Digunakan
Perancangan
minimax bed membutuhkan beberapa dimensi tubuh manusia sebagai dasar untuk
menentukan ukuran tempat tidur tersebut. Berikut ini merupakan
penjelasan menganai dimensi yang digunakan dalam perancangan minimax bed.
1. Tinggi
badan tegak, digunakan untuk menentukan tinggi lemari sekaligus produk secara
keseluruhan.
2. Tinggi
siku berdiri, digunakan untuk menentukan tinggi laci lemari.
3. Panjang
lengan bawah digunakan untuk nmenentukan lebar lemari dan lebar meja belajar.
4. Rentangan
tangan, digunakan untuk menentukan panjang lemari dan lebar tempat tidur.
5. Lebar
jari 2,3,4,5 digunakan untuk menentukan lebar handle pintu
lemari.
6. Berat
badan, digunakan untuk menentukan kekuatan dalam menahan beban tempat tidur.
7. Tinggi
popliteal digunakan untuk menentukan tinggi tempat tidur dan meja belajar.
Berdasarkan halk tersebut, maka
dapat ditentukan ukuran produk dengan menggunakan presentil 95 %. Presentil ini
dipilih agar sebagian besar populasi dapat menggunakan produk tersebut dengan
nyaman. Berikut ini merupakan contoh perhitungan dimensi tubuh manusia.
B. Produk yang Dirancang
Produk yang dirancang
yaitu minimax bed yang mempunyai banyak fungsi. berikut ini merupakan gambar
dari produk yang dirancang yaitu sebuah minimax bed. Dimensi Tinggi badan
tegak, dimensi tinggi badan tegak digunakan untuk menentukan ukuran lemari
ditambahkan dengan dengan allowance yaitu sebesar 160 cm. Dimensi Tinggi siku
berdiri, dimensi tinggi siku berdiri digunakan untuk menentukan ukuran tinggi
setiap sekat pada lemmari, dimana terdapat 4 sekat pada lemari yaitu sebesar 40
cm. Dimensi Panjang lengan bawah, dimensi panjang lengan bawah digunakan
untuk menentukan ukuran lebar lemari ditambahkan dengan allowance
yaitu sebesar 60 cm. Dimensi rentang tangan, dimensi rentang tangan digunakan
untuk menentukan ukuran panjang lemari ditambahkan dengan allowance yaitu
sebesar 75 cm. Dimensi lebar jari, dimensi lebar jari digunakan untuk menentuka
ukuran panjang handle lemari maupun laci yaitu sebesar 10 cm.
Dimensi berat badan, dimensi berat
badan digunakan untuk menentukan ukuran beban kekuatan pada tempat tidur
ditambahkan dengan allowance yaitu sebesar 107 kg. Dimensi tinggi popliteal,
dimensi popliteal digunakan untuk menentukan ukuran tinggi meja yaitu sebesar
55 cm. Dimensi tinggi badan tegak, dimensi tinggi badan tegak digunakan untuk
menentukan ukuran panjang tempat tidur ditambahkan dengan allowance yaitu
sebesar 190 cm. Dimensi rentang tangan, dimensi rentang tangan digunakan untuk
menentukan ukuran lebar tempat tidur ditambahkan dengan allowance yaitu sebesar
95 cm.Dimensi panjang lengan bawah, dimensi panjang lengan bawah digunakan
untuk menentukan ukuran lebar meja belajar ditambahkan dengan allowance yaitu
sebesar 95 cm.
C. Rancangan Biaya
1.Anggaran Alat
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Harga Seluruhnya
|
1.
|
Gergaji
|
3 buah
|
Rp 50.000
|
Rp 150.000
|
2.
|
Paku
|
4 kg
|
Rp 10.000
|
Rp 90.000
|
3.
|
Palu
|
3 buah
|
Rp 30.000
|
Rp 40.000
|
4.
|
Sekrup
|
2 buah
|
Rp 30.000
|
Rp 60.000
|
5.
|
Obeng
|
1 buah
|
Rp 50.000
|
Rp 50.000
|
6.
|
Ampelas
|
3 buah
|
Rp 10.000
|
Rp 30.000
|
7.
|
Kuas
|
4 buah
|
Rp 10.000
|
Rp 40.000
|
8.
|
Meteran
|
1 buah
|
Rp 50.000
|
Rp 50.000
|
Jumlah
|
Rp 510.000
|
2. Anggaran Bahan
No
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Harga Seluruhnya
|
1.
|
Kayu
|
4 buah
|
Rp 70.000
|
Rp 150.000
|
2.
|
Triplek
|
4 buah
|
Rp 30.000
|
Rp 120.000
|
3.
|
Cat
|
3 buah
|
Rp 50.000
|
Rp 150.000
|
4.
|
Besi
|
2 buah
|
Rp 70.000
|
Rp 140.000
|
5.
|
Peliur
|
1 buah
|
Rp 50.000
|
Rp 50.000
|
6.
|
Tiner
|
1 buah
|
Rp 70.000
|
Rp 70.000
|
7.
|
Engsel
|
4 buah
|
Rp 20.000
|
Rp 80.000
|
Jumlah
|
Rp 760.000
|
3. Rekapitulasi Biaya
No
|
Jenis Pengeluaran
|
Biaya Seluruhnya
|
1.
|
Anggaran Alat
|
Rp 510.000
|
2.
|
Anggaran Bahan
|
Rp 760.000
|
3.
|
Anggaran Transportasi
|
Rp 300.000
|
4.
|
Anggaran Pembuatan Proposal (4 Buah)
|
Rp 80.000
|
5.
|
Anggaran Tak Terduga
|
Rp 140.000
|
Total Biaya
|
Rp 1.790.000
|
BAB V
KESIMPULAN
Perancangan produk yang telah
dilakukan yaitu sebuah minimax bed yang memiliki banyak fungsi dengan desain
minimalis. Produk minimax bed ini merupakan gabungan dari komponen utama berupa
tempat tidur yang digabung dengan sebuah lemari baju dan meja belajar.
Kelebihan dari produk minimax bed ini selain fungsional dengan desain
minimalis, juga mempertimbangkan aspek ergonomis sehingga dapat memberikan
kenyamanan bagi siapa saja yang menggunakannya. Selain itu, minimax bed dari
segi biaya juga lebih ekonomis jika dibanding apabila membeli tempat tidur,
lemari, dan meja belajar secara terpisah. Produk ini juga dirancang dengan
menambahkan nilai estetika tersendiri. Disamping banyaknya kelebihan produk
minimax bed ini terdapat juga suatu kekurangannya, yaitu tempat tidur pada
produk ini hanya diperuntukkan untuk satu orang saja. Dimensi tubuh yang
digunakan untuk merancang produk minimax bed ini yaitu Tinggi badan tegak,
tinggi siku berdiri, panjang lengan bawah, rentangan tangan, tinggi popliteal,
berat badan, serta lebar jari 2,3,4,5.