BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Display
Display adalah alat untuk memberikan suatu informasi
kepada
operator atau manusia dalam bekerja
agar terciptanya suatu lingkungan yang dapat
dimana suatu operator
memahami
suatu informasi dan dapat
menyampaikannya
dengan melihat dan dapat
pula mempelancar
kerjanya dan dapat mengetahui dalam informasi
tersebut. Sehingga terwujud
suatu
informasi
yang berkembang
di perusahaan agar terciptanya
suatu peraturan
atau informasin dalam
bentuk sebuah display (Bridger,1995).
Display merupakan
alat peraga bagian dari lingkungan yang memberi informasi kepada pekerja agar
tugas-tugasnya menjadi lancar. Penyampaian informasi tersebut di dalam “Sistem
manusia mesin” merupakan suatu proses yang dinamis dari presentasi visual indera
penglihatan. Proses tersebut akan sangat banyak dipengaruhi oleh design dari
alat peraganya. Display berfungsi sebagai suatu “ sistem komunikasi”
yang menghubungkan antara fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia. Hal yang
bertindak sebagai mesin dalam hal ini adalah stasiun kerja dengan perantaranya
adalah alat peraga. (Nurmianto, 2005).
Display dapat
menyajikan informasi-informasi yang diperlukan manusia dalam melaksanakan
pekerjaannya, maka display harus dirancang dengan baik. Perancangan display
yang baik adalah bila dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin tanpa
banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya. Menurut Nurmianto (2005),
informasi informasi yang dapat dibutuhkan dalam menentukan atau membuat suatu display
diantaranya:
a.
Tipe teknologi yang digunakan untuk
menampilkan informasi
b.
Rentang total dari variabel mengenai
informasi mana yang akan ditampilkan
c.
Ketepatan dan Sensitivitas maksimal yang
dibutuhkan dalam pengiriman informasi
d.
Kecepatan total dari variabel yang
dibutuhkan dalam pengiriman informasi
e.
Minimasi kesalahan dalam pembacaan display
f.
jarak normal dan maksimal antara display
dan pengguna display
g.
Lingkungan dimana display tersebut
digunakan
Display merupakan
suatu informasi kepada operator atau manusia dalam bekerja agar terciptanya
suatu lingkungan yang dapat dimana suatu operator memahami suatu informasi dan
dapat menyampaikannya dengan melihat dan dapat pula mempelancar kerjanya dan
dapat mengetahui dalam informasi tersebut. Sehingga terwujudlah suatu informasi
yang berkembang di perusahaan agar terciptanya suatu peraturan atau informasin
dalam bentuk sebuah display.
Menurut Sutalaksana (2006), teredapat ciri–ciri pada display yang dimana
berhubungan dengan produk yang di buat yaitu quote, antara lain:
a.
Dapat menyampaikan pesan.
b.
Bentuk atau gambar menarik dan
menggambarkan kejadian.
c.
Menggunakan warna-warna mencolok dan
menarik perhatian.
d.
Bentuk gambar dan huruf memungkinkan
untuk dapat dilihat atau dibaca.
e.
Menggunakan kalimat-kalimat pendek.
f.
Menggunakan huruf yang baik sehingga
mudah dibaca.
g.
Sesuai dengan permasalahan.
h.
Tidak membosankan.
2.2 Prinsip-prinsip Mendesain Visual Display
Terdapat 4 prinsip dalam mendesain atau merubah
bentuk semula. Informasi yang menjadi suatu kreativitas dalam suatu bentuk display.
Display dapat didesain dengan ketentuan, antara lain:
1. Proximity
Jarak terhadap susunan display yang disusun
secara bersama-sama dan saling memiliki dapat membuat suatu perkiraan atau
pernyataan.
2. Similarity
Menyatakan bahwa item-item yang sama akan
dikelompokkan bersama-sama (dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada
sebuah display tidak boleh menggunakan lebih dari 3 warna.
3. Symetry
Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display
artinya elemen-elemen dalam perancangan display akan lebih baik
dalam bentuk simetrikal. Antara tulisan dan gambar harus seimbang.
4. Continuity
Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan
informasi kualitatif menjadi satu kesatuan yang utuh.
(
Ainul@staffsite.gunadarma.ac.id)
2.3 Rumus-rumus Perhitungan dalam Membuat Display
Terdapat beberapa rumus yang diperlukan untuk
menghitung ukuran-ukuran dalam membuat display.
Ukuran-ukuran tersebut antara lain tinggi, lebar, tebal, jarak antar huruf, dan
beberapa ukuran spesifik lainnya. Berikut dibawah ini adalah rumus-rumus yang
biasa diperlukan dalam perancangan suatu display :
a.
Tinggi huruf besar/angka dalam mm (H) =
b.
Tinggi huruf kecil (h) =
c.
Lebar huruf besar =
d.
Lebar huruf kecil (h) =
e.
Tebal huruf besar =
f.
Tebal huruf kecil =
g.
Jarak antara 2 huruf =
h.
Jarak antara 2 kata =
2.4 Tipe-tipe Display
Tipe-tipe Display
dibagi
menjadi 4 bagian, berdasarkan tujuan, lingkungan, informasi dan panca indra.
Berdasarkan lingkungannya display terbagi dalam 2 macam. Berdasarkan
tujuannya, display terbagi dalam
2 macam. Berikut adalah tipe-tipe display berdasarkan tujuannya yaitu:
a.
Display
umum merupakan display yang mengenai aturan kepentingan umum.
Contohnya :
Dilarang merokok
b.
Display
khusus merupakan display mengenai aturan keselamatan kerja khusus.
Contohnya : Gunakan kacamata pelindung saat
mengelas
Berdasarkan
lingkungannya display dibagi menjadi 2 yaitu:
a.
Display Statis
Display yang
memberikan informasi sesuatu yang tidak tergantung terhadap waktu, contohnya:
peta (informasi yang menggambarkan suatu kota).
b. Display Dinamis
Display yang
menggambarkan perubahan menurut waktu dengan variabel, contohnya: jarum speedometer
dan mikroskop.
Berdasarkan informasinya display terbagi
dalam 3 macam. Berikut adalah tipe-tipe display berdasarkan informasinya
yaitu:
1. Display Kualitatif
Display yang
merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk data numerik, dan
untuk menunjukkan informasi dari kondisi yang berbeda pada suatu sistem,
contohnya: informasi atau tanda On – Off pada generator.
2. Display Kuantitatif
Display yang
memperlihatkan informasi numerik, (berupa angka, nilai dari suatu variabel) dan
biasanya disajikan dalam bentuk digital ataupun analog untuk suatu visual
display. Analog Indikator: Posisi jarum penunjuknya searah dengan besarnya
nilai atau sistem yang diwakilinya, analog indikator dapat ditambahkan dengan
menggunakan informasi kualitatif (misal merah berarti berbahaya). Digital
Indikator: Cocok untuk keperluan pencatatan dan dapat menggunakan Electromecemichal
Courtious.
3. Display Representatif
Display Representatif
biasanya berupa sebuah “Working model” atau “mimic diagram” dari
suatu mesin, salah satu contohnya adalah diagram sinyal lintasan kereta
api.
Berdasarkan panca indera display terbagi dalam 5 macam. Berikut
adalah tipe-tipe display berdasarkan panca indera yaitu:
1.
Visual
display (dilihat) adalah diplay yang dapat dilihat dengan
menggunakan indera penglihatan yaitu mata.
2.
Auditory
display (didengar) adalah display yang dapat didengar
dengan menggunakan indera pendengaran yaitu telinga.
3.
Tactual
display (diraba) adalah display yang dapat disentuh dengan
menggunakan indera peraba yaitu kulit.
4.
Taste
display (dikecap) adalah display yang dapat dirasakan
dengan menggunakan indera pengecap yaitu lidah.
5.
Olfactory
display (dihirup) adalah display yang dapat dicium dengan
menggunakan indera penciuman yaitu hidung.
(Ainul@staffsite.gunadarma.ac.id)
2.5
Kelebihan
dan kekurangan penggunaan warna
Dispalay pada dasarnya
memiliki banyak sekali manfaat dalam tetapi display
juga memilikui beberapa kekurangan. Berikut ini merupakan tabel kelebihan
dan kekurangan yang terdapat pada
display :
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Pembuatan Display
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Tanda untuk data spesifik
|
Tidak
bermanfaat bagi buta warna
|
Informasi lebih mudah diterima
|
Menyebabka fatique
|
Mengurangi tingkat kesalahan
|
Membingungkan
|
Lebih natural
|
Menimbulkan reaksi
|
Memberi dimensi lain
|
Informal
|
(Ainul@staffsite.gunadarma.ac.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar