Kamis, 28 Februari 2013

Lebih Dekat dengan Teknik Industri



Memahami keilmuan teknik industri sebenarnya sama dengan memahami keilmuan bidang yang lain. Dibutuhkan proses telaah yang cukup dalam untuk benar-benar bisa memahami seutuhnya. Saya menyadari bahwa di kalangan mahasiswa teknik industri sendiri pun, apalagi bagi mahasiswa semester awal, bisa jadi pemahaman mengenai apa itu teknik industri dan kompetensinya masih kurang.

Nah, dalam tulisan ini, sebagai mahasiswa yang sudah enam semester mencurahkan energi untuk mempelajari disiplin ilmu ini, saya mencoba untuk membagi sedikit pemahaman dari apa yang sudah saya dapatkan selama ini. Bukan berarti saya sok paham, tapi sebagai mahasiswa biasa, dengan tulisan ini saya ingin membuktikan bahwa saya sudah cukup layak dan kompeten menjadi seorang Industrial Engineer, walaupun dalam arti minimal. Hehehe. Mungkin singkat, tapi semoga tetap bermanfaat.
Apa itu Teknik Industri?


Sebelumnya, kita coba terlebih dahulu untuk memahami makna per kata yang menjadi penyusun kata teknik industri, yaitu teknik dan industri.


Teknik. Dalam Bahasa Indonesia, kata teknik disejajarkan maknanya dengan kata engineering (rekayasa). Menurut  American Engineer's Council for Professional Development (ECPD)engineering didefinisikan sebagai "The creative application of scientific principles to design or develop structures, machines, apparatus, or manufacturing processes, or works utilizing them singly or in combination; or to construct or operate the same with full cognizance of their design; or to forecast their behavior under specific operating conditions; all as respects an intended function, economics of operation and safety to life and property."


Menurut sejarahnya, banyak para ahli yang meyakini kemampuan teknik manusia sudah tertanam secara natural. Hal ini ditandai dengan kemampuan manusia purba untuk membuat peralatan peralatan dari batu. Dengan kata lain teknik pada mulanya didasari dengan trial and error untuk menciptakan alat untuk mempermudah kehidupan manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, ilmu pengetahuan mulai berkembang, dan mulai mengubah cara pandang manusia terhadap bagaimana alam bekerja. Perkembangan ilmu pengetahuan ini lah yang kemudian mengubah cara teknik bekerja hingga seperti sekrang ini. Orang tidak lagi begitu mengandalakan trial and error dalam menciptakan atau mendesain peralatan, melainkan lebih mengutamakan ilmu pengetahuan sebagai dasar dalam mendesain.


Sedangkan kata industri, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah tempat berlangsungnya kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan peralatan, atau dalam arti singkat adalah tempat berlangsungnya kegiatan produksi, baik barang maupun jasa.


Singkat kata, teknik industri (industrial engineering) merupakan salah satu dari cabang ilmu keteknikan, jadi Anda adalah seorang Engineer.


Mengapa Teknik Industri Ada?


Disiplin ilmu Teknik Industri ada dan berkembang karena para insinyur jaman dahulu merasa ada sesuatu yang kurang dari disiplin ilmu yang lain. Disiplin ilmu yang lain, khususnya seperti teknik mesin (mechanical engineering) merupakan ilmu keteknikan yang dikembangkan dengan sangat canggih dan bermanfaat, namun ada yang kurang ketika diterapkan di lingkup industri yang cukup luas. Ya, teknik mesin memang menjadi primadona saat itu. Bisa dilihat dari berdirinya MIT di Amerika tahun 1861. Lantas apa permasalahannya?


Disiplin ilmu keteknikan (engineering) yang lain (selain teknik industri) dikembangkan sesuai dengan ranah ilmu pengetahuan masing-masing. Sebagai contoh, teknik mesin (mechanical engineering) dikembangkan pada ranah mechanics, termasukkinematicsthermodynamicsmaterial science, dan structural analysis. (source:klik).


Begitu pula dengan cabang ilmu teknik yang lain, electrical engineering dan civil engineering, sama-sama dikembangkan pada ranah keilmuan masing-masing. Bahasan dan perkembangan dari kompetensi dasar engineer-nya juga masih seputar ranah ilmu tersebut.


Oleh karena ilmu teknik lain berkembang pada ranah yang spesifik itulah, maka saat diterapkan di industri dirasa ada kekurangannya dan timbul berbagai masalah di dalamnya. Saat beberapa mesin produksi misalnya, yang sudah di desain dengan sedemikian canggihnya oleh mechanical engineer, akan diletakkan di pabrik, maka perlu dipikirkan bagaimana tata letaknya. Di sini lah peran para industrial engineeruntuk merancang dan membuat sistem produksi dengan tata letak yang optimal. Di sinilah teknik industri akan menonjol ketika sudah dikaitkan dengan sistem industri.


Jadi?


Setelah kita mengetahui bagaimana sebenarnya teknik industri itu dari yang sudah dijelaskan di awal, sekarang kita lihat bagaimana pengertian teknik industri dalam perspektif profesional. 
Ada satu definisi tentang teknik industri yang tentunya, sebagai mahasiswa teknik industri, sudah sering kita dengar dalam materi-materi perkuliahan. Ya.. definisi yang diberikan oleh Intitute of Industrial Engineering (IIE).


Menurut IIE, teknik industri merupakan cabang ilmu teknik yang mencakup bidang desain (design), perbaikan (improvement), dan instalasi (installation) suatu sistem integral yang terdiri dari manusia, uang, pengetahuan, informasi, peralatan, energi, material, dan proses, dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam bidang matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial, bersama dengan prinsip dan metode analisis dan perancangan keteknikan untuk menspesifikkan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan dicapai oleh suatu sistem.


Sebenarnya, ilmu teknik industri ini mulai bangkit dan benar-benar disadari setelah adanya WW II (kalau bingung apa ini, silakan search di Mbah Google). Yang paling menyadari akan hal ini adalah industri-industri otomotif asal negeri Paman Sam. Mereka merasakan bahwa di belahan dunia bagian timur mulai muncul pesaing yang tidak bisa dianggap remeh. Toyota. (Sejarahnya? Tunggu saja tulisan saya berikutnya)


Maka timbul pertanyaan. Apa yang membuat perusahaan anak bawang itu begitu ditakuti? What they have done? Yang jelas, setelah para insinyur di MIT melakukan penelitian komprehensif selama beberapa tahun, akhirnya mereka menemukan jawaban: Gaya/metode/cara orang Jepang memproduksi mobil sangat berbeda dengan Amerika, yang akhirnya mereka (peneliti MIT) namakan Lean Production, yang membuka mata mereka bahwa memproduksi tidak hanya berhubungan dengan mesin produksi, tetapi juga harus mempertimbangkan faktormanusia, serta elemen-elemen lainnya yang berkaitan dengan sistem produksi: budaya kerja, customer relationship, product design, dan tentunya juga analisis biaya.

Sumber : http://wahyuwildan.blogspot.com/2010/09/lebih-dekat-dengan-teknik-industri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar